Mengenal Sejarah Leak di Bali

Related image
Sebenarnya istilah leak Bali lebih luas lagi artinya, yaitu ada yang namanya leak dan pengleakan. Pada masyarakat Bali sendiri, membicarakan tentang kata leak atau pengleakan masih merupakan suatu hal yang tabu. Seseorang yang diketahui memiliki ilmu ngleak tidak boleh disinggung-singgung tentang ilmunya.Jika Anda percaya leak, sebaiknya tidak sembarangan membicarakan tentang leak kepada setiap orang yang tidak anda kenal di Bali. Leak adalah sebutan untuk makhluk halus yang digambarkan memiliki perujudan yang menakutkan.Makhluk halus yang disebut leak ini ada dua nama, yaitu rangda dan celuluk.

1. Rangda
Rangda merupakan ratu dari para leak, konon katanya perwujudan amarah Dewi Durgha, istri dari dewa siwa (mitologi Hindu bali). Wujudnya memiliki wajah dengan mata melotot, kuku yang panjang panjang, gigi taring yang sangat panjang, lidahnya yang menjulur sampai kaki terdapat banyak bola api diatas lidahnya dan membawa kain putih di tangannya. Rangda biasanya muncul di Pura Dalem (pura tempat memuja dewa Siwa, selalu berada di dekat kuburan) padahari hari tertentu, konon seseorang yang melihat Rangda akan sakit parah selama 3 hari, dan seseorang yang disentuh dengan kain putih milik rangda akan mati dan tidak dapat lahir kembali (Reinkarnasi). Jika anda melihat rangda, sebaiknya lari sekencang kencangnya ke tempat yang sejauh jauhnya, jika anda beruntung anda masih bisa hidup lebih lama.

2. Celuluk
Bukan Ce Luluk atau Teh Luluk, Celuluk adalah leak dan merupakan anak buahnya si Rangda.Rupa wajah celuluk memiliki ciri mata yang berlubang, gigi yang besar besar dan kepala yang botak bagian depan. Walaupun serem, Celuluk tidak bisa membunuh manusia, karena dia adalah Leak yang sangat penakut. Walaupun ia sendiri penakut, Namun celuluk sangat suka menakut nakutii manusia. Celuluk memiliki tawa yang sangat mengerikan dan wujud yang seram, namun jika kita mengancam Celuluk, dia akan ketakutan dan menghilang. Celuluk biasa muncul di hutan hutan, sungai, jembatan yang sepi, serta perempatan jalan yang dekat dengan kuburan. Celuluk lebih sering muncul dihadapan manusia ketimbang leak leak lainnya.

Pengleakan
Pengleakan adalah ajaran ilmu hitam dari bali, dimana penganutnya akan menjalani kehidupan sebagai leak.Mereka yang menjalani kehidupan sebagai leak ini konon akan memperoleh keabadian (mortal :)). Seperti pada jenis ilmu lain, pengleakan juga memiliki tingkatan (level).Tingkat ilmu pengleak dapat dilihat dari wujud ketika menjadi leak, yang paling rendah adalah berujud seekor anjing, sedangkan yang paling tinggi adalah berujud seekor kera. Ilmu pengleakan merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan di bali, seseorang yang diketahui memiliki ilmu ngeleak tidak boleh disinggung tentang ilmunya.Jika tersinggung, pelaku pengleakan yang sudah tinggi levelnya konon bisa membunuh orang satu desa dalam satu malam.

Dari mana asal-muasal Ilmu sihir leak?
Kisah Leak ini ceritanya sangat panjang, kira-kira dimulai sejak jaman kerajaan-kerajaan di Indonesia. Konon pada masa pemerintahan Airlangga (1006 – 1042 M), di Jawa Timur hidup seorang janda sakti mandraguna, yaitu bernama bernama Dayu Datu dari Desa Girah. Desa ini terletak di wilayah pesisir Kerajaan Kediri. Dayu Datu inilah yang kemudian dikenal sebagai Calonarang, yang diyakini sebagai orang yang pertama menulis ilmu sihir pengleakan.

Calonarang menuliskan semua ilmu sihir yang dikuasainya kedalam sebuah “Kitab”, dan oleh pengikutnya disebut Kitab Calonarang. Namun Mpu Bharadah yang juga sakti mandraguna berhasil mengalahkan dan membunuh Calonarang, agar kitab dan ajaran ilmu hitam calonarang tidak tersebar luas.

Seharusnya masalah calonarang dan kitab sihirnya sudah selesai sampai disini, namun sayangya , murid-murid calonarang tidak ikut terbunuh, dan mereka berhasil melarikan diri ke Bali.Hingga akhirnya mereka melestarikan ilmu yang didapat dari gurunya tersebut di Bali. Itulah kenapa ilmu sihir yang disebut pengleakan itu lestari di Bali.

Yang menarik pada masa itu, agama yang populer adalah agama Budha aliran Tantrayana. Tantrayana mengajarkan cara pintas menuju Moksa. Upacara yang dilakukan antara lain menari-nari di atas kuburan dengan iringan musik (instrumen kangsi dan kemanak) sambil minum darah dan makan daging mayat yang dilakukan pada malam hari sambil bertelanjang badan.

Ajaran ini kemudian dianut juga oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari kerajaan Singasari. Dengan cara demikian terjadilah pertemuan jiwa antara pelaku upacara dengan dewanya (lihat juga naskah Tantu Panggelaran disertasi dari Th. Pigeud 1924). Meskipun Ajaran Tantra ditujukan untuk kebaikan , diyakini Calon Arang juga melakukan ritual yang serupa yang dia lakukan untuk menyembah/memohon pada Batari Durga, yang notabene adalah salah satu dewi agama hindu. Sinkritisme?

Pengleakan atau pangiwa(penganut Ilmu Aliran Kiri)
Kata “kiri” atau kekirian dimana-mana selalu berkonotasi buruk, atau melawan mainstream. Demikian juga pada masyarakat Bali, kata “kiri” adalah untuk menyebut golongan ilmu-ilmu atau ajaran yang bertentangan dengan norma dan agama. Dalam hal ini, ilmu Pengeleakan digolongkan ke dalam “Aji Wegig”. Aji artinya ilmu, dan wegig artinya sifat yang suka mengganggu orang lain. Karena sifatnya negatif, maka ilmu ini disebut “panNgiwa” ( Ngiwa berasal dari kata kiwa (Bahasa Bali) artinya kiri. Pangiwa artinya pelaku perbuatan tidak terpuji/jahat.

Ilmu leak atau pengleakan ini bisa dipelajari dari lontar “ lontar yang memuat serangkaian amalan Ilmu Hitam. Lontar“lontar adalah sebutan buku “ buku dari jaman kuno, yaitu terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa , dan diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.

Para pengikut atau murid-murid Calonarang yang melarikan diri ke bali kemudian menuliskan Ilmu sihir yang dikenal Pengleakan pada kitab lontar.Mereka membuatnya dalam empat kitab yaitu:
Lontar Cambra Berag,
Lontar Sampian Emas,
Lontar Tanting Emas,
Lontar Jung Biru.

Tak hanya ilmu lain yang mengenal tingkatan, ilmu leak atau pengleakan juga terdiri dari beberapa tingkatan, yakni:

1. Pengleakan Tingkat Bawah.
Orang yang bisa ngeleak di tingkat ini bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina dan lain “ lain.

2. Pengleakan Tingkat Menengah
Orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.

3. pengleakan Tingkat Tinggi
Orang yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar “ jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.

Konon ilmu-ilmu yang ditulis oleh murid-murid calonarang tadi hanya sebagian dari apa yang mereka ingat. Sementara isi kitab Calonarang itu sendiri jauh lebih lengkap, dan tentunya jauh lebih mengerikan.Itulah sekelumit Cerita sejarah Leak Bali, yang kita rangkum dar berbagai sumber.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Sejarah Leak di Bali"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.